Kamis, 12 Februari 2009

.....................................................

Sebagaimana hidup merubah warnanya, begitu juga nafas jiwa dalam rindu kalbu. setiap hamba Tuhan tak pernah lepas dari perubahan.
Ketika sang pagi hadir, senjapun menjemputnya. Ketika malam menyapa, mentari pagi dengan rela menggantikannya dengan secercah embun menyambut hadirnya sang fajar. Selama nafas masih ada dalam rongga kehidupan, selama itu pula akan tercipta tapak-tapak dalam titian jejak langkah.
Begitulah alunan hari, tak pernah sirna dari derai tawa, tangis manja, keluh kesah. Bagai rangkaian bunga tak akan pernah nampak indah jika dipajang tanpa helaian daun dengan penopang yang kuat sebuah jambangan.
Kini ... tibalah saatnya sebuah perpisahan, entah itu sementara atau selamanya. Terkadang perpisahan adalah konsekuensi dari sebuah keputusan, kita memilih sesuatu maka kita akan kehilangan sesuatu untuk mendapat yang lain, ketika kita memilih mengambil sebuah keputusan dan melangkah maka harus siap dengan segala resiko. Saya percaya selalu ada hal besar menanti di depan…..


Aku harus…
meneruskan langkah
mencoba mengukir asa
sudahkah aku ungkapkan semua?

mengurai air mata
menutur rasa bahagia
bisakah aku tundukkan kepala?

sedalam hati bicara
jujur sedalam rongga dada
terimakasih tiada tara pada semua!

banyak hal telah terungkap
sedikit banyak menyusun puzzle di kepala
inspirasi – implementasi – kreasi
jalinan ide dari tempat ini

sudahkah aku ungkapkan semua
sedalam hati bicara
tanpa mengurai air mata?

sedikit banyak jalinan ide dari tempat ini
telah membuat puzzle di kepala
yang terus akan kususun
saat aku meneruskan langkah




Setelah sekian lama kita bersama
Sulit untuk ku ucapkan selamat tinggal
Berat bebanku meninggalkan teman-teman semua
Sering teman-teman ciptakan bahagia
Sering teman-teman musnahkan nestapa
Jujur…ku hanya manusia biasa
Yang tak lepas dari kesalahan
Emosi, ego, luapan tawa, tetes air mata, impian semua lebur jadi satu
Menjadi sebuah pengakuan penuh arti
Buat perjalanan hidupku
Semua penuh arti, baik atau buruk
Mohon maaf atas segala kesalahanku
Dan…terima kasih teman…
Sampai jumpa…

Walau tak mampu berucap lisan, bertatap muka dan berjabat tangan karena beratnya hati untuk meninggalkan keindahan dan kekeluargaan civitas akademika Al Azhar BSD, tapi melalui tulisan ini saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekuarangan dan kehilafan saya. Dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan kepada saya menjadi bagian dari Keluarga Besar AL Azhar BSD.
Walau saya tidak dapat memberikan kenang-kenangan apapun sebagai tanda mata, tapi mudah-mudahan kebersamaan kita dapat menjadi sebuah kenangan yang tak pernah terlupakan.

Pada Kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Yang Terhormat Segenap pimpinan dan pengurus Yayasan Muslim Bumi Serpong Damai
  2. Yang Terhormat Segenap pimpinan dan karyawan Pelaksana Harian Yayasan Bumi Serpong Damai (Direktur dan Wakil Direktur Al Azhar BSD, Kabag SDM, Kabag Umum, Kabag Kurikulum, Kabag Kesiswaan, Kabag Kurikulum, Kabag Keuangan, Kabag Sarana dan Prasarana beserta staf)
  3. Yang Terhormat DQA (Bpk. Sunarto, Bpk Sodikun, Bpk Suwito, Kepsek dan Wakil Kepsek Unit TK Al Azhar BSD, Kepsek dan Wakil Kepsek Unit SD Al Azhar BSD, Kepsek dan Wakil Kepsek Unit SMP Al Azhar BSD, Kepsek dan Wakil Kepsek Unit SMA Al Azhar BSD.
  4. Yang Terhormat Bpk. Drs Lukman Hakim yang selalu membimbing, mengarahkan, memberikan motivasi kerja sehingga saya bisa seperti saat ini.
  5. Yang Terhormat Bapak Agus Salim, yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya.
  6. Yang Terhormat Bapak Mulyono, yang selalu memiliki ide-ide kreatif.
  7. Yang Terhormat Bapak Ibu Guru SMP I Al AZHAR BSD; Pa Fatur, Pa Paiz Al Hakam, Pa Malik, Pa Agus Rahmat, Pa Yamin yang selalu kocak, Pa Abdul Syukur, Pa Budi Wibowo, Pa Mukrim, Pa Dedis, Pa Sanu`i, Pa Amrizal, Pa H. Manaf, Pa Syamsudin, Pa Asep Saputra, Pa Agus Eka, Pa Fajar “Kapan kita begadang lagi?”, Pa Paiz Rasyid, Bu Wid, Bu Umi, Ibu Atirah, Bu Milha “sahabat sejati”, Bu Yeti, Bu Fiani, Bu Cicik, Bu Ning, Bu Widi, Bu Rika, Bu Lulu, Bu Neni, Bu Mira, Bu Dewi, Bu Heni. “Mudah-mudahan ikatan persaudaraan kita akan selalu abadi hingga akhir hayat!!!”
  8. Special to : Pa Yamin, Pa Asep, Pa Paiz R. Pa Sanu`i, Pa Dedis yang menganggap saya ade yang selalu mengarahkan dan membimbing saya sehingga saya dapat mudah bersosialisasi di Al Azhar. Saya masih ingat ketika tanggal 16 Juli 2007, rekan pertama yang saya kenal adalah Pa Dedis dan kata-kata yang pertama kali diucapkan oleh pa Dedis “Nama saya Dedis, saya juga dari bandung! Selamat datang dan bergabung di Al Azhar”. Pa Yamin, Pa Asep, Pa Faiz Rasyid, mohon maaf saya tidak bisa mengungkapkan semua kenangan yang telah terjadi, karena begitu banyak kenangan indah yang telah terjadi selama ini. “Hatur nuhun pisan sadaya bimbingan, wejangan sareng kanyaahna. Katampi Pisan Kang”.
  9. Bu Ning, Ibuku...., ketulusan Ibu menganggap saya anak sangat terasa!!! Perhatian ibu emang ga da duanya, terima kasih Bu....!!! Bu Lulu “Jang”, Bu Heni “De Norman”, Bu Neni Maafkan keisengan saya...
  10. Pa Toyo `n Pa Uloh...,
  11. Yang terhormat Majelis BKOMS beserta pengurus.
  12. Yang Terhormat BKOMS unit SMP ( Bu Yeni, Bu Rina, Bu Icin dan Ibu-ibu yang lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu)
  13. Yang terhormat segenap orang tua murid SMP Al Azhar BSD
  14. Yang tak kalah pentingnya, seluruh siswa-siswi SMP Al Azhar BSD yang bener-bener seru abizzz, Kelas 7.1, 7.2, 7.3, 7.4, 7.5, 7.6, 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, 8.5, 8.6, 9.1, 9.2, 9.3, 9.4, 9.5, 9.6. Kalian telah mengukir kenangan terindah dalam hidup ini, makasih banyak... pokoknya harus tetep calling-caling ya....!!! kalian harus tetep semangat olahraga ok...!
  15. Pengurus OSIS, MPK dan PASGAP harus tetep kompak n solid...!!! karena kompaknya kalian merupakan kunci keberhasilan sebuah kegiatan....
  16. Anak-naka PASGAP harus bisa jadi contoh teman-teman kalian ya..., karena "keteladanan lebih bermakna daripada seribu nasihat"
  17. ntar dilanjutin, sdih bangetttttttttttttttt



Selasa, 13 Januari 2009

- Cara Mengukur Body Mass Index (BMI)

Mengukur BoDy MasS IndeX (BMI) Yaitu, pembagian antara Berat Badan (BB) dengan kuadrat tinggi badan (TB). Gunanya untuk mengetahui apakah kita mengalami obesitas atau tidak.

Sebagai Contoh : Marvel mempunyai berat badan 64 kg, tinggi badan 1,8 meter.

Jadi bisa diukur berapa body mass index Marvel. Dengan cara……

BMI = Berat Badan (kg) = 64

(Tinggi badan)2 (m) (1,8)2

= 19,75

Apakah Marvel tergolong penderita Obesitas?????

Untuk bisa menentukan seseorang cenderung obesitas bisa dilihat table body mass index berikut :

Body mass index

Klasifikasi

<18.5

Kurus

18,5 – 24,9

Normal

25,0 – 29,9

Kelebihan BB

30,0 – 34,9

Obesitas kelas I

35,0 – 39,9

Obesitas kelas II

> 40,0

Obesitas Kelas III

Setelah menghitung Body mass index Marvel dan mencocokannya dengan table BMI disimpulkan Marvel tidak mengalami obesitas alias normal dengan nilai BMI 19,75


Kenapa Sich oRaNg tidak ingin MenGaLami ObesiTAs??


Banyak oRang yang mengeLuhkan terjadinya obesitas pada diri mereka karena orang yang mengalami obesitas terkesan tidak cantik (untuk Cewex), tapi tergantung pada budaya setempat juga sich, orang obesitas juga terkesan lamban tetapi cenderung emosional. Selain itu jika dipandang dari segi medis orang dengan obesitas sangat rentan terhadap penyakit metabolik seperti Hiperkolesterol, diabetes,hipertensi, artherosklerosis, jantung koroner, dan stroke.

Truss gimana kiat biar ga’ mengalami ObEsiTas???

· Perubahan perilaku

Sebagai contoh : Dosen mengajar sambil berdiri dan mondar – mandir lebih efektif mencegah obesitas di bandingkan sama dosen mengajar cuma duduk (kembali ke laptop)

· Olahraga

Tingkat kerja maksimal non atlet adalah 6 kkal/menit selama jam

Metabolisme tubuh rata – rata pada keadaan istirahat kkal/menit

Setelah 1 jam berolahraga digunakan kalori sebesar 300 kkal

Tetapi dengan olahraga saja kurang efektif menurunkan berat badan tidak mengubah lemak tubuh secara bermakna dan tidak akan mengecilkan jaringan tubuh. Oleh karena itu perlu dikombinasi dengan olahraga lain.

· Diet

Untuk mencegah terjadinya obesitas perlu pengaturan pola makan. Salah satu caranya dengan mengurangi polamakan yang berlemak (ayam pedaging / broiler, daging kambing, gajih, gorengan, santan kelapa, susu tinggi lemak) dan berkolesterol tinggi ( kuning telur, jerohan, otak, udang, kepiting, cumi)

Diet ada 2 macam yaitu:

- Diet rendah kalori

Dengan menurunkan berat badan 8 % selama 8 bulan dan kemudian mempertahankan penurunan

berat badan 4 % setelah lebih dari 1 tahun.

- Diet sangat rendah kalori

Dengan menurunkan berat badan 13 % selama 8 bulan. Tetapi untuk diet tipe ini akan terjadi

kekagetan tubuh yang mengakibatkan kondisi tubuh menjadi drop.

· Pembedahan

Liposuction dengan alat sedot lancip (th 1975) di Italia. Kemudian dikembangkan dengan alat sedot

tumpul (th 1977) di Perancis dan di USA.Ada 2 macam pembedahan yaitu : Vascular Banded Gastroplasty (VBD) dan Roux-en Gastric By Pass (GBP). Efek samping dari pembedahan dengan cara di atas adalah terjadi hernia pada dinding abdominal (perut) dan Penyakit pada saluran gastro intestinal (pencernaan)

· Akupuntur

Penggunaan akupunktur sebagai salah satu alternatif untuk membantu program pengurangan berat badan telah terbukti sangat efektif dan tanpa efek samping. Metode ini telah tersusun dan terumuskan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi.

Para dokter ahli akupuntur yang telah melakukan berbagai riset, sampai pada kesimpulan bahwa

akupuntur pada telinga memberikan efek yang baik. Dari sekian banyak titik akupuntur telinga yang

digunakan, titik lapar (T 18) adalah yang paling efektif. Jenis jarum telinga (press needle) direkat dengan

plaster. Penderita diminta memegang jarum selama 2-3 menit pada saat lapar, setengah jam sebelum

makan sebanyak tiga kali sehari. Follow-up dilakukan satu minggu sekali untuk evaluasi respon subyektif

dalam hal pengurangan rasa lapar dan respon obyektif dari penurunan berat badan. Reaksi yang timbul

akibat rangsangan pada daerah ini adalah lebih tahan lapar. Penekanan jarum telinga merangsang ramus

auricularis Nervus Vagus, melalui Nervus Vagus disalurkan ke cabang-cabang yang memepengaruhi

system gastrointestinal atau sistem pencernaan bagian atas. Kontraksi otot ditekan sehingga keadan

lambung menjadi tenang, sehingga rasa lapar berkurang dan rasa lapar berkurang pula. Penelitian pada

802 kasus obesitas yang ditangani dengan akupuntur, 594 kasus memberikan hasil adanya penurunan

berat badan. Keberhasilan terapi dicapai setelah 8 minggu ditandai dengan adanya penurunan berat

sebanyak 7-10 kilogram .


Untuk mencegah kegemukan dan pola diet yang alami tanpa bahan kimia dapat digunakan bahan – bahan herbal ( alami ) seperti :

1. penekan nafsu makan

· Daun jati belanda ( Guazuma ulmifolia)

Mengandung polisakarida ( mucilago ). Mucilago akan mengembang di perut sehingga tidak akan terasa lapar. Secara in vivo dapat menghambat kenaikan berat badan.

· Rimpang Bangle ( Zingiber cassumunar )

Dapat memacu rasa mual ( emeticum ). Mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid.

· Buah jati belanda ( Guazuma ulmifolia )

Mengandung tanin. Tanin di dalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak di hambat. Jika terlalu banyak akan mengakibatkan konstipasi ( susah buang air besar)

· Teh ( Camelia sinensis )

Untuk diet bagus the dengan rasa pahit, kental. Diminum setiap habis makan.

2. Mengurangi masukan lemak

· Biji daun sendok ( Plantago major)

Mengandung polisakarida yang merupakan serat larut air (water soluble fiber). Memiliki mekanisme bulk laxative (langsung membuang masukan lemak) sehingga dapat melancarkan defekasi ( Buang air besar). Dapat juga dengan makan jelly yang agak banyak.

· Buah pace (Morinda citrifolia)

· Daun selamaki / daun senna ( Cassia senna )

· Buah trengguli ( Cassia fistula)

· Akar kelembak ( Rheum palmatum )

Mengandung antrakuinon sebagai pencahar / laksansia

· Daun jati belanda ( Guazuma ulmifolia )

Mengandung alkaloid yang sudah terisolasi tetapi belum ditentukan struktur kimianya. Yang dapat menghambat enzim lipase dalam saluran cerna (yang akan menghidrolisis lemak), sehingga lemak dengan molekul yang besar tidak terpecah dan akhirnya lemak tidak bisa di serap oleh tubuh.

3. Mengkonsumsi lemak yang tidak membetuk kolesterol

Minyak dengan asam lemak berantai pendek ( atom karbon <>Cocos nucifera ) dengan penyusun asam laurat semuanya terdapat dalam VCO ( Virgin Coconut Oil ). Karena pada rantai karbon panjang ( > 17 ) seperti pada minyak kelapa sawit sterol akan diubah menjadi kolesterol (berbahaya!!)

4. Meningkatkan penggunaan kolesterol tubuh

Kolesterol tubuh akan di rombak oleh garam empedu

· Pada kunyit dan temulawak mengandung Kurkumin dan desmetoksi kurkumin telah di uji farmakologi dan uji klinis dapat memacu produksi cairan empedu sehingga akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan LDL kolesterol apabila dikonsumsi. Sedangkan kandungan minyak atsirinya justru dapat memacu nafsu makan yang dapat meningkatkan kolesterol darah. Juga kandungan bisdesmetoksikurkumin jistru akan menghambat pengeluaran cairan empedu.

· Pada bawang putih (Alium sativum ) kandungan alisin dapat menghambat biosintesis kolesterol. Cara konsumsinya adalah dengan memakan 1 siung bawang putih segar setiap hari. Dengan efek samping bau badan yang tidak enak.

Tetapi upaya mencegah obesitas yang sering dilakukan adalah dengan diet terlalu ketat. Hal ini malah tidak baik bagi kesehatan…Diet yang baik adalah dengan mengatur aktivitas dan pola, menu makanan sehari – hari (food Combining ) dengan begitu kebutuhan gizi masih dapat terpenuhi dengan baik


- Teori Pengembangan Diri

Di sebuah rubrik tanya jawab pada sebuah majalah, ada pembaca yang bertanya tentang hal ini. Singkatnya, pembaca bertanya tentang bagaimana sebetulnya membaca, memahami, dan menerapkan teori-teori pengembangan-diri. Sebut saja teori itu misalnya teori tentang bakat, teori tentang kecerdasan, teori tentang kepribadian atau teori tentang worktypes (MBTI model, misalnya).

Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau teknik. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki bakat di sini berarti tidak berbakat pada kemampuan-kemampuan yang sifatnya "intelektual" atau "analitis"?

Begitu juga dalam teori kepribadian (personality theory). Dijelaskan di sana bahwa ada seseorang yang punya model kepribadian, katakanlah misalnya, introvert. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya punya model kepribadian di sini berarti tidak memiliki model kepribadian ekstrovert?

Begitu juga dengan teori kecerdasan (intelligence theory). Dijelaskan di sana bahwa ada seseorang yang punya kecerdasan intrapersonal (kemampuan menjalin hubungan ke dalam). Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki kecerdasan di sini berarti tidak memiliki kecerdasan di bidang lain, misalnya katakanlah, kecerdasan interpersonal?

Begitu juga dalam teori worktypes. Di bukunya Jean M. Kummerow, dkk., berjudul Work Types (1997), dijelaskan enam belas tipe pekerja. Salah satu yang bisa dicontohkan di sini misalnya dikatakan ada orang yang bertipe ESTP. Orang yang bertipe ini ciri-cirinya antara lain: action-oriented, pragmatic, outgoing, and realistic. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki tipe ESTP ini berarti bukan orang yang INFP? Ciri-ciri INFP itu antara lain: focus deeply on their value, and devote their lives to pursuing the ideal.

Nah, sebetulnya pertanyaan yang muncul dari praktek di lapangan bukan seperti yang saya paparkan di atas. Ada pertanyaan yang lebih krusial lagi. Ini misalnya si A mengindentifikasi dirinya sebagai orang yang berbakat di konseptual (conceptual ability). Tetapi perusahaan memberikan tugas kepadanya untuk menangani hal-hal yang teknis, dengan suatu alasan atau dengan pertimbangan keadaan.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah si A harus dengan pede meyakini bahwa dirinya tidak akan berhasil menangani tugas yang dirasakan bertentangan dengan bakatnya itu? Yang lebih krusial lagi, tentu perusahaan tidak terlalu peduli dengan bakat atau kepribadian yang kita miliki. Perusahaan maunya pekerjaan yang ditugaskan kepada kita itu beres atau complete. Kalau beres, kita akan diberi sebutan qualified, tetapi kalau tidak, kita akan di-disqualified. Itulah yang akan dijadikan standar perusahaan pada umumnya.

Hal lain yang perlu disadari juga bahwa kalau bicara yang "ideal-ideal", memang idealnya adalah setiap orang itu akan lebih OK kalau diberi peranan atau pekerjaan yang sesuai dengan keunggulan alamiyahnya. Ini semua orang sudah tahu. Tetapi persoalan yang dihadapi di lapangan bukan seperti itu. Perusahaan harus mengambil keputusan dalam keadaan yang tidak ideal, dengan satu dan sekian alasan yang ada.

Jadi bagaimana sebaiknya kita membaca dan menyikapi teori-teori itu yang makin tahun makin bertambah itu?


Beberapa Cara Membaca & Menyikapi
Di bawah ini hanya sebatas masukan yang bisa kita pertimbangkan. Mungkin cocok untuk beberapa konteks, tetapi mungkin tidak cocon untuk yang lain. Masukan yang saya maksudkan itu antara lain:

Pertama, potensi manusia itu tak terbatas. Potensi di sini makudnya adalah berbagai kapasitas di dalam diri kita yang masih berbentuk bahan baku. Namanya juga bahan baku. Bahan baku itu bisa diolah menjadi bentuk apa saja, tergantung proses pengolahannya. Karena itu, kata Prof. Howard Gardner, istilah-istilah yang ia kemukakan dalam teorinya tentang kecerdasan itu bukanlah domain bawaan yang sudah baku dan begitu adanya, melainkan sebuah "new construct". Artinya, orang akan memiliki kecerdasan Intrapersonal apabila potensi yang dikembangan selama ini lebih banyak mengarah pada terbentuknya kecerdasan ini. Kecerdasan Intrapersonal yang ia miliki adalah bentukan baru (new construct) dari diri orang itu.

Dengan kata lain, karena potensi yang kita miliki itu hanya sedikit sekali yang bisa dijelaskan dengan istilah-istilah bahasa, maka jangan sampai kita menggunakan istilah-istilah itu untuk membatasi diri. Pilihan yang bisa kita ambil adalah, kita bisa menjadikan pekerjaan atau penugasan yang diberikan ke kita sebagai ruang atau wilayah untuk mengungkap berbagai potensi yang belum ada bahasanya. Sangat mungkin sekali kita bisa menemukan potensi dasar yang bisa dijadikan keunggulan.

Kedua, kemampuan dasar manusia itu punya sifat fleksibel, dalam arti bisa diterapkan ke berbagai pekerjaan atau profesi apapun. Dari penjelasan para ahli dapat kita simpulkan bahwa yang mereka katakan tentang bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain, itu sebagian besarnya tidak terkait dengan pekerjaan, profesi atau sebutan tertentu, melainkan lebih terkait dengan peranan yang bisa kita lakukan.

Mengacu pada pendapat ini berarti di semua pekerjaan atau profesi atau jabatan yang ditugaskan ke kita, pada dasarnya masih tetap ada peranan-peranan tertentu yang match dengan bakat, kecerdasan, atau kepribadian kita. Salah seorang kenalan saya tidak bisa berartikulasi secara verbal layaknya seorang network builder yang kita bayangkan. Tetapi prakteknya tidak begitu.

Artinya, terkadang terlalu dini kita menyimpulkan tidak cocok jadi marketer, network builder, negosiator, dan lain-lain hanya karena kita merasa sebagai orang introvert atau intrapersonal. Kemungkinan besar yang terjadi adalah, kita belum menemukan peranan yang benar-benar pas untuk kita mainkan di pekerjaan itu. Untuk bisa menemukannya memang butuh experiencing.

Ketiga, acuan untuk mengembangkan-diri. Pada prakteknya memang yang akan terjadi adalah, ada peranan tertentu yang kita mainkan dengan bagus dan ada yang kurang atau belum bagus. Yang pertama kita sebut keunggulan dan yang kedua kita sebut kelemahan. Ini perlu kita akui secara fair. Memang tidak ada manusia yang sempurna di segala bidang.

Nah, teori-teori yang sudah diungkap para ahli dengan susah payah itu akan lebih bagus kalau kita jadikan acuan untuk mengembangkan diri berdasarkan perkembangan keadaan kita. Misalnya untuk keperluan melanjutkan kuliah, melakukan otodidak keahlian, dan lain-lain.

Kenapa acuan itu penting? Untuk orang yang ingin mengembangkan diri perlu melakukan seleksi. Kalau kita ingin hebat di segala bidang dalam satu waktu dan secara bersamaan, ini malah menyulitkan dan biasanya gagal. Karena itu kita butuh acuan. Mengetahui kelebihan itu sama pentingnya dengan mengetahui kelemahan. Kelemahan yang kita ketahui itu bukan kelemahan, melainkan kelebihan.

Keempat, skala kompetensi. Ada skala kompetensi tertentu yang sering kita asumsikan sebagai bakat bawaan atau kecerdasan bawaan, padahal itu bukan. Contoh yang paling tepat di sini adalah entrepreneurship (kewirausahaan). Banyak yang mengasumsikan dirinya berbakat untuk menjadi pengusaha atau sebaliknya.

Padahal kalau kita lihat di teorinya dan di prakteknya, entrepreneurship itu skala kompetensi yang paling tinggi. Siapapun bisa menjadi entrepreneur asalkan yang bersangkutan mengasah sifat, skill, atau kebiasaan-kebiasaan yang dibutuhkan untuk menjadi entrepreneur. Ini misalnya saja kemampuan mengkalkulasi peluang dan ancaman, keuntungan dan kerugian, efektivitas dan efisiensi, pendelegasian, menciptakan gagasan yang layak jual, dan seterusnya. Soal bidangnya apa, cara kerjanya bagaimana, tekniknya seperti apa, ini soal lain.

Karena untuk menjadi pengusaha itu bisa dilakukan semua orang, makanya sekarang ini muncul berbagai sebutan. Ini misalnya saja pengusaha alamiah, pengusaha ilmiah (pengusaha yang mendapatkan pendidikan usaha dari pendidikan formal), ada corporate entrepreneur, social entrepreneur, dan lain-lain. Jadi, menjadi pengusaha adalah soal melatih jiwa, naluri, dan skill.

Kelima, jangan menyimpulkan diri sendiri dengan batasan-batasan yang makin membatasi (fixed ability). Ini yang disarankan oleh seorang pakar Psikologi dari Yale University, Stenberg. Kemampuan yang kita miliki itu pada dasarnya, menurut dia, adalah developing ability. Berkembang di sini maksudnya adalah terus meningkat atau terus meluas berdasarkan usaha-usaha yang kita lakukan.


Faktor Sukses
Kalau melihat pengalaman banyak orang dan juga teori-teori yang ada, ternyata keberadaan bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain itu perananya masih pada tingkat permukaan dari yang kita butuhkan untuk menjadi sosok yang kita inginkan. Karena itu, tidak semua orang yang merasa punya bakat di seni akan menjadi seniman handal. Tidak semua orang yang merasa dirinya ekstrovert itu menjadi network builder yang handal.

Untuk menjadi sosok yang handal seperti yang kita bayangkan itu dibutuhkan, apa yang oleh para pakar kepribadian, disebut dengan "success factors" (faktor sukses yang paling menentukan). Faktor sukses ini, adilnya Tuhan, dimiliki oleh semua orang dan semua orang sudah tahu tentang hal ini. Yang membedakan orang adalah kemampuannya untuk menjalankan. Dari sejarah para nabi, para pemimpin, atau siapa saja yang berprestasi di bidangnya, ada sejumlah faktor sukses yang mutlak dimiliki. Sejumlah faktor sukses itu antara lain:

Pertama, memiliki sasaran yang jelas. Kita mungkin menyebutnya dengan istilah visi, tujuan, objektif, cita-cita, obsesi, atau whatever yang kita mau. Yang jelas, maksud dari sasaran di sini adalah bayangan batin tentang sosok yang kita inginkan dari diri kita sejelas mungkin. Ini misalnya saja anda ingin menjadi penulis, dokter, manajer, direktor, psikolog, dan lain-lain.

Kedua, komitmen yang kuat, kemauan yang keras, dorongan yang kuat, kesungguhan, atau apapun namanya yang maknanya sama. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus, mau itu nabi atau orang biasa, pasti memiliki ini. Mau kita punya bakat apapun, kecerdasan apapun, tapi kalau komitmen ini hilang, hilang juga bakat dan kecerdasan kita.

Ketiga, kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain. Ini bisa berbentuk ketaatan moral atau skill yang kita miliki. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus pasti punya sifat-sifat atau kemampuan yang layak dipercaya oleh orang lain. Orang percaya sama kita itu kalau tidak karena moral ya karena skill.

Keempat, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ini mencakup antara lain: kemampuan membuka hubungan baru, kemampuan mempertahankan hubungan yang sudah ada, dan kemampuan mengatasi konflik atau persoalan secara positif. Dimanapun kita menjumpai orang yang berprestasi bagus di bidangnya pasti memiliki ini. Bahkan ada beberapa pengusaha yang saya kenal sampai bisa mempertahankan hubungan sampai ke anak-anaknya.

Kelima, kemampuan untuk terus belajar (learning ability). Belajar di sini maksudnya adalah mengubah prilaku ke arah yang lebih baik berdasarkan praktek sehari-hari. Entah itu melalui buku, melalui pengalaman, melalui teori, melalui orang langsung atau apapun. Stephen Covey menyebutnya dengan istilah mengasah gergaji (sharpening the saw). Dimanapun kita melihat orang yang canggih pasti punya ini. Mereka belajar dari masalah atau belajar dari caranya dalam merealisasikan mimpi-mimpinya.

Oleh : Ubaydillah, AN

Semoga bermanfaat.